Cara Membuat Cerita Pendek (Cerpen)
Cerpen atau cerita pendek adalah tulisan yang menggambarkan tentang kehidupan
manusia di suatu tempat dan dalam kurun waktu tertentu. Tulisan ini dibuat
pendek, maksimal 20.000 karakter, meskipun sebenarnya bisa dibuat panjang, lebih
dari sejuta karakter. Tulisan yang dibuat dengan panjang tidak disebut cerpen,
tetapi disebut novel atau biografi. Cerpen memiliki minimal empat buah unsur,
yaitu tempat, waktu, pemeran dan peristiwa.
Tak ada batasan yang pasti tentang tempat, tetapi cerpen yang baik hanya
menggambarkan peristiwa di sebuah tempat, tidak menggambarkan peritiwa di tempat
lain, meskipun keduanya saling berhubungan. Yaitu peristiwa yang dianggap
menarik oleh penulisnya untuk disajikan kepada pembaca. Peristiwa itulah yang
dijadikan sebagai inti cerita. Inti cerita itu kemudian
dikembangkan lagi dengan gambaran lain sebagai pelengkap cerita itu.
Karena hanya menggambarkan inti cerita, maka jumlah pemeran pada sebuah cerpen
hanya beberapa orang saja, tidak lebih dari lima orang, yaitu satu atau dua orang sebagai
pemeran utama, sedang yang lain hanya sebagai pemeran pembantu. Kalaupun pemeran
sampai rbuan orang, tetapi hanya disebut selintas, tidak detail. Misalnya,
pemeran utama berorasi diantara rubuan mahasiswa di depan istana negara.
Waktu yang digambarkan dalam sebuah cerpen sangat singkat. Hanya beberapa jam
atau beberapa hari saja. Jarang sekali cerpen yang menggambarkan sampai
berbulan-bulan, apalagi sampai bertahun-tahun. Kalaupun ada, tetapi hanya
disebutkan selintas, misalnya sebulan kemudian atau setahun kemudian. Tetapi
cerpen itu tidak menggambarkan prilaku pemeran dalam tahun atau bulan tersebut.
Demikian juga dengan tempat kejadiannya. Tempat kejadian yang digambarkan dalam
sebuah cerpen tidak banyak. Hanya beberapa tempat saja. Kalaupun disebutkan,
tetapi hanya selintas. Misalnya pemeran utama berlari di sebuah jalan kecil yang
dihimpit puluhan rumah, lalu menyebrangi sebuah jalan desa dan sebuah sungai
kecil, hingga akhirnya masuk ke dalam sebuah gubug.
Bahasa dalam cerpen tergantung dari golongan pembaca. Untuk pembaca di Indonesia, tentu saja harus dengan
menggunakan Bahasa Indonesia. Namun seringkali bahasa dalam cerpen harus
disesuaikan dengan trend. Maka timbulah istilah bahasa gaul. Bahasa yang tidak
mencerminkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi itulah tuntutan. Yang
pasti bahasa dalam cerpen harus dibuat singkat, padat dan jelas.